IDENTIFIKASI KAYU INDONESIA
Nama komersil Kapur
Nama daerah Ampadu. ampalang, awang tanet, bayau, belakan, binderi, empedu, kalampait, kapur itam, melampait, mohoi, sintok (Kalimantan); haburuan, kaberun, kamfer, kuras (Sumatera)
Nama negara lain indonesian kapur (UK, USA); capur d’Indonesia (France); capur indonesiano (Spain, Italy); indonesisk kapur (Sweden); Oost-borneo kamfer, kapoer (Netherland); indonesische kapur (German); kapur (Malaysia, Sabah, Serawak)
Nama botanis Dryobalanops aromatica Gaerth, Dryobalanops lanceolata Burck & Dryobalanops spp
Famili Dipterocarapaceae
Daerah penyebaran Sumatera, Kalimantan
Arsitektur pohon Tinggi mencapai 40 m, panjang bebas cabang 15 – 30 m, diameter dapat mencapai 150 cm. Bentuk batang silindris dan lurus, banir dapat mencapai 3 m
Gambar pohon / Tree figure Dryobalanops lanceolata Burck (figure-1)
Dryobalanops aromatica Gaerth (figure-2)
Gambar kayu teras / Heartwood figure, Dryobalanops aromatica Gaerth  
Warna kayu Kayu teras warna merah/merah coklat dan kayu gubal warna hampir putih sampai coklat kuning muda
Tekstur Agak kasar & merata
Arah serat Lurus atau berpadu
Kesan raba Licin
Berat jenis kering udara
– Maksimum
– Minimum
– Rata-rata

0,94
0,63
0,81

Keterawetan Sukar diawetkan, tetapi kayu gubal muda dimasuki bahan pengawet
Kelas awet II-III
Kelas kuat II-(I)
Kembang susut Sedang
Daya retak Rendah (arah radial)
Kekerasan Sedang
Sifat pengerjaan Agak sukar
Pengeringan Termasuk mudah tetapi sering terjadi adalah retak ujung
Tempat tumbuh Di hutan hujan tropis tanah rendah dengan tipe curah hujan A dan B, pada tanah daratan kering, datar dan sarang. Kebanyakan tumbuh berkelompok. Dapat pula tumbuh pada daratan bergelombang pada ketinggian 20 – 800 m dpl
Kegunaan Kayu bangunan, plywood, kayu perkakas, lantai, papan, kayu perkapalan, rangka pintu & jendela