IDENTIFIKASI KAYU INDONESIA
|
|
Nama komersil | Jeungjing |
Nama daerah | Sengon laut (Jawa); tedehu pute (Sulawes); rare, selawoku, selawaku merah, seka, sika (Maluku); bae, bai, wahogon, wai, wikkie (Papua) |
Nama negara lain | Batai (France, German, Italy, Malaysia, Netherland, Sabah, Spain, Philippines, UK, USA); kayu machis (Serawak,); puah (Birma) |
Nama botanis | Paraserianthes falcataria (L.) Nielsen syn. Albizia falcataria (L.) Fosberg dan Albizzia falcata (L.) Backer |
Famili | Mimosaceae |
Daerah penyebaran | Jawa, Maluku, Papua |
Arsitektur pohon | Tinggi pohon sampai 30 cm, panjang batang bebas cabang 10-20 m, diameter sampai 60 cm, kulit luar berwarna putih atau kelabu, tidak beralur, tidak mengelupas, tidak berbanir. |
Gambar kayu teras / Heartwood figure, Albizzia falcata (L.) Backer | |
Warna kayu | Warna kayu teras hampir putih atau coklat muda. Kayu gubal tidak berbeda dengan kayu teras. |
Tekstur | Agak kasar dan merata |
Arah serat | Lurus atau berpadu |
Kesan raba | Permukaan kayu agak licin atau licin |
Berat jenis kering udara – Maksimum – Minimum – Rata-rata |
0,49 0,24 0,33 |
Keterawetan | Kelas sedang |
Kelas awet | IV/V |
Kelas kuat | IV-V |
Kembang susut | Agak besar |
Daya retak | Agak tinggi |
Kekerasan | Lunak |
Sifat pengerjaan | Mudah |
Pengeringan | Mudah dikeringkan dan selama pengeringan dapat diserang jamur biru dan kapang (mold), terutama apabila peredaran udaranya kurang lancar. |
Tempat tumbuh | Jeungjing dapat tumbuh pada tanah yang tidak subur dan agak sarang, tanah kering maupun becek atau agak asin. Tanaman muda tahan kekurangan zat asam sampai 31,5 hari. Jenis ini menghendaki iklim basah sampai agak kering, pada daratan rendah hingga kepegunungan sampai ketinggian 1.500 m dari permukaan laut. |
Kegunaan | Banyak digunakan untuk bahan perumahan penduduk (papan, balok, kaso), plywood, peti, korek api, particle board, papan wool kayu |