IDENTIFIKASI KAYU INDONESIA
|
|
Nama komersil | Cempaga |
Nama daerah | Campogo, cempaga, kapinango, kaputren, garu, teki (Jawa) |
Nama negara lain | Pasak lingga (Malaysia); Lantupak (Sabah) |
Nama botanis | Dysoxylum densiflorum (Bl.) Miq |
Famili | Meliaceae |
Daerah penyebaran | Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, seluruh jawa dan Bali, Sulawesi Utara, Sulawesi selatan, Maluku, Nusa Tenggara Timur |
Arsitektur pohon | Tinggi pohon dapat mencapai 30 m, panjang batang bebas cabang 20 m, diameter sampai 100 cm, tidak berbanir. Kulit luar berwarna kelabu atau coklat muda, beralur dangkal, kebanyakan tidak mengelupas. |
Gambar pohon / Tree figure | Dysoxylum acutangulum Miq |
Gambar kayu teras / Heartwood figure | |
Warna kayu | Kayu teras berwarna coklat muda kemerah-merahan, kayu gubal berwarna kekuning-kuningan, tebal 2,5-10 cm |
Tekstur | Kayu agak halus sampai agak kasar |
Arah serat | Arah serat berpadu, dan sedikit bergelombang |
Kesan raba | Permukaan kayu licin |
Berat jenis kering udara – Maksimum – Minimum – Rata-rata |
0,90 0,57 0,71 |
Keterawetan | Kayu sukar dimasuki bahan pengawet |
Kelas awet | II-III |
Kelas kuat | II |
Kembang susut | Sedang |
Daya retak | – |
Kekerasan | – |
Sifat pengerjaan | Termasuk mudah dikerjakan |
Pengeringan | Pada umumnya dapat dikeringkan dengan baik asal dilakukan dengan hati-hati, terutama pada pengeringan dengan dapur pengering harus ditumpuk dengan baik. |
Tempat tumbuh | Di hutan primer, sekunder dan belukar tua bekas perladangan, pada tanah kering, tanah liat atau tanah berpasir, pada tempat yang rata atau berbukit-bukit, dengan tipe curah hujan A-C pada ketinggian sampai 1.110 m dpl |
Kegunaan | Kayu bangunan, kayu perkakas, plywood, lantai, papan, rangka pintu dan jendela, kayu perkapalan |